Ketika Shevaun Pennington, 12 tahun meninggalkan rumahnya di Wigan, Inggris utara hari Sabtu lalu, dia mengatakan kepada orang tuanya kalau dia hendak pergi ke taman hiburan bersama teman-temannya guna merayakan kenaikan kelas.
Namun setelah Shevaun tidak kembali malam harinya, orang tuanya menemukan dia membawa tas berisi pakaian dan juga paspor.
Ketika polisi kemudian memeriksa komputer milik Shevaun, dia ternyata menjalin persahabatan dengan seorang bekas marinir Amerika Serikat berusia 31 tahun di North Carolina. Bekas marinir itu Toby Studabaker meninggalkan pangkalannya 4 Juli lalu dan memberitahu temannya, dia akan pergi ke Inggris.
Hilangnya Shevaun Pennington dan Toby Studabaker segera saja menjadi berita utama di media Inggris. Hal yang menarik tentu saja karea Shevaun, bagaimana pun adalah gadis di bawah umur, 12 tahun dan pergi bersama bekas tentara, berusia 31 tahun yang ditemuinya di internet lewat chat room.
Belakangan diketahui bahwa mereka sudah berhubungan selama lebih dari setahun lewat internet ini.
Setelah hilangnya kedua orang ini, polisi Inggris dan Biro Penyidik Amerika, FBI sibuk mencoba melacak ke mana gerangan mereka pergi. Perjalanan mereka akhirnya diketahui kalau mereka terbang dari bandara Manchester ke Paris.
Ketika berada di Paris ini, media sudah mencium apa yang terjadi, dan berita terutama di televisi Inggris memuat perkembangan hampir per jam. Seolah-olah sama pentingnya seperti perang Irak.
Usaha pencarian internasional ini akhirnya membuahkan hasil hari Rabu, dengan Studabaker ditangkap di Frankfurt, Jerman, sementara Shevaun Pennington terbang dari kota Jerman lainnya, Stuttgart.
Akhir dari cerita ini boleh disebut happy ending untuk sementara karena seringkali ditakutkan dalam berita seperti ini adalah korbannya tewas atau dianiaya.
Kepada polisi di Jerman yang memeriksanya, Studabaker mengatakan dia belum menjamah Shevaun Pennington sama sekali, dan mereka belum melakukan hubungan seksual.
Kejadian yang menimpa Shevaun Pennington tentu saja membuka kembali pembicaraan mengenai bahaya internet.
Walaupun sekarang ini sudah ada berbagai petunjuk agar orang tua mengawasi tingkah laku anak mereka ketika menggunakan internet, tetapi tetap saja kita tidak sepenuhnya memastikan tidak ada kejadian yang mengejutkan.
Dalam kasus Shevaun, bisa juga disebut, kalau anak ada maunya, semuanya bisa dilakukan. Komputer di rumah Shevaun Pennington ditaruh di dapur sehingga orang tuanya bisa mengawasinya. Setiap hari anak ini dibatasi untuk aktif di internet selama lima jam.
Kasus Shevaun Pennington ini bukan satu-satunya yang terjadi minggu lalu. Satu kejadian lain sampai sekarang belum selesai yang juga menimpa gadis remaja.
Jemma Blair berusia 16 tahun meninggalkan rumahnya, dan sampai hari ini malah belum pulang. Kepada ayahnya dia setelah beberapa hari mengatakan dia pergi bersama seorang remaja lain yang ditemuinya lewat internet.
Dia tidak mengatakan keberadaan dimana dia berada, dan hanya mengatakan dia dalam keadaan sehat.
Masalah mengenai anak-anak selalu menjadi berita besar di surat-surat kabar Inggris. Walaupun statistik sebenarnya menunjukkan bahwa angka kejahatan terhadap anak kecil di Inggris kecil namun bila ada peristiwa selalu mendapatkan perhatian luas.
Tidak mengherankan kalau berita seperti Shevaun Pennington ini akan membuat semakin banyak orang tua khawatir akan keselamatan anak-anak mereka.
Menurut banyak ahli yang perlu dilakukan adalah mencari titik keseimbangn. Internet misalnya sudah tersedia. Bahkan survei mengatakan 1 dari 5 anak di Inggris memiliki akses ke internet. Sebagai alat komunikasi, internet sangat berguna, dan tidak akan menghilang begitu saja.
Yang penting dilakukan adalah mengawasi apa yang dilakukan oleh anak-anak, dan membuka jalur komunikasi terus menerus, sehingga kita tahu apa yang mereka lakukan. Seperti benda lainnya, semuanya bisa digunakan untuk kegiatan positif maupun negatif, tergantung pada siapa penggunanya.
Namun di sisi lain juga, terutama di Inggris, komputer memang dengan mudah bisa menjadi persembunyian seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Kita tidak pernah tahu pasti apakah orang yang kita ajak berkomunikasi memang orang yang memberitahu identitas mereka sebenarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pers Inggris banyak memberitakan mengenai pedofilia yang berusaha mencari mangsa lewat komputer, guna membujuk anak-anak remaja baik pria maupun wanita, untuk berteman dekat.
Setelah berbulan-bulan menjalin hubungan lewat dunia maya ini mereka dibujuk untuk kopi darat, atau bertemu muka.
Sering kali para pedofilia ini mengaku masih remaja, padahal mereka mungkin adalah pria setengah baya yang memiliki kelainan jiwa tertentu. Jadi yang kita lihat kadang adalah berita seperti yang terjadi pada Shevaun Pennington di atas.
Namun seperti juga dikatakan sebuah perusahaan yang menyelenggarakan chat room, kalau ada satu cerita buruk, jangan lupa ada ribuan pertemuan lain yang terjadi adalah antar remaja, dan sama sekali tidak membahayakan kehidupan mereka.
Kamis, 15 November 2007
bahaya internet
Diposting oleh winda di 00.47 0 komentar
Minggu, 04 November 2007
SAHABAT
Seiring rintik hujan,,
pena langit bergeliat mengukir cerita tentang
jiwa yang kosong..
Berselimut hangat,,
karena kau fajar yang memeluk riang,,
Karena kau senja yang terang..
terukir rapi kisah sempurna dalam jiwaku..
Seiring pepatah hati yang terjawab sehelai daun..
Sosok putih,,
Sahabatku..
Diposting oleh winda di 01.48 0 komentar
KOMPUTER
Kau selalu menemani saat aku kesulitan..
Selalu ada saat aku kesusahan..
Kau bisa memberiku banyak informasi tentang dunia luar..
Aku yakin kaulah yang paling aku butuhkan
bila aku kesulitan dan kesusahan tentang informasi..
Komputer,,
aku sangat membutuhkanmu..
Diposting oleh winda di 01.37 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)